Dalam dunia yang kerap memisahkan hiburan dari edukasi, Mobile Legends muncul sebagai salah satu permainan yang diam-diam menyimpan potensi inspiratif. Game ini tak hanya menyuguhkan aksi seru dan kompetisi antar pemain, tapi juga menghadirkan beragam karakter dengan latar belakang, sifat, dan nilai moral yang bisa dimaknai lebih dalam. Bila kita mampu melihatnya dengan sudut pandang yang tepat, maka tiap hero dalam game ini bukan sekadar tokoh digital, melainkan cermin dari nilai-nilai luhur yang bisa diteladani dan dihubungkan dengan tokoh-tokoh besar dari sejarah manusia.
Ambil contoh Lancelot, sang Ksatria Elegan. Di balik ketangkasan pedangnya dan gerakannya yang anggun, tersembunyi semangat disiplin dan ketekunan. Karakter ini mengajarkan pentingnya penguasaan diri dan strategi dalam menghadapi konflik, bukan sekadar kekuatan fisik. Nilai ini selaras dengan sosok Salahuddin Al-Ayyubi, tokoh besar dalam sejarah Islam yang dikenal bukan hanya karena kejeniusannya dalam pertempuran, tetapi juga karena keanggunan moral dan kehormatannya terhadap lawan. Lancelot dan Salahuddin sama-sama mengajarkan bahwa kehormatan adalah inti dari kepahlawanan.
Kemudian ada Miya, sang Pemanah Bulan yang setia menjaga bangsanya. Ia adalah simbol keteguhan, kesetiaan terhadap cita-cita, dan ketahanan menghadapi tekanan. Karakter seperti ini mengingatkan kita pada sosok Khadijah binti Khuwailid, wanita luar biasa yang menjadi pilar spiritual dan moral bagi Nabi Muhammad SAW. Keteguhan hati Miya juga tercermin dalam tokoh dunia seperti Malala Yousafzai, yang memperjuangkan pendidikan bagi perempuan di tengah ancaman. Dalam diri Miya, tergambar kekuatan perempuan dalam menjaga nilai dan harapan bagi generasi berikutnya.
Akai, panda petarung yang tampak lucu dan ceria, justru membawa pesan yang dalam. Ia menunjukkan bahwa semangat, kepercayaan diri, dan kontribusi yang tulus jauh lebih penting daripada penampilan fisik. Akai dapat dibandingkan dengan Abu Hurairah r.a., sahabat Nabi yang dikenal ceria, murah hati, dan menjadi salah satu perawi hadits terbanyak. Keduanya menunjukkan bahwa sosok yang ringan tangan dan optimis memiliki peran besar dalam menebar kebaikan di tengah masyarakat.
Yi Sun-shin adalah pahlawan tangguh yang berdedikasi tinggi terhadap bangsanya. Ia bukan hanya simbol kekuatan, tetapi juga kecerdasan strategis dan semangat patriotik. Karakter ini mengingatkan kita pada Sultan Muhammad Al-Fatih, penakluk Konstantinopel yang memimpin pasukannya dengan keteguhan iman dan strategi yang brilian. Keduanya mewakili pemimpin ideal: tidak hanya kuat di medan perang, tetapi juga bijak dalam mengambil keputusan demi kesejahteraan rakyat.
Estes, sang penjaga Hutan Suci, mewakili peran penting dari penyembuh, pelindung perdamaian, dan sosok spiritual. Di dunia yang penuh kekerasan dan konflik, kehadiran karakter seperti Estes mengingatkan kita pada figur seperti Imam Al-Ghazali, yang melalui ilmu dan hikmahnya menjadi penyembuh jiwa bagi umat. Estes dan Al-Ghazali sama-sama menunjukkan bahwa kekuatan sejati juga bisa datang dari kelembutan, perawatan, dan pencarian makna spiritual
Badang, sang petarung rakyat, merupakan sosok kuat dan sederhana yang memperjuangkan keadilan dari akar rumput. Ia bukan berasal dari kalangan elite, namun dari rakyat biasa yang bangkit melawan ketidakadilan dengan kekuatan hatinya. Dalam dirinya, terpancar nilai-nilai seperti keberanian, kesederhanaan, dan semangat membela yang lemah. Karakter ini sangat mirip dengan sosok Umar bin Khattab r.a., khalifah kedua dalam sejarah Islam yang dikenal karena ketegasannya dalam menegakkan keadilan sosial dan perlindungan terhadap rakyat kecil. Di kancah dunia modern, perjuangan Badang sejalan dengan semangat Nelson Mandela, yang tanpa kekerasan memperjuangkan hak-hak rakyat Afrika Selatan dari sistem apartheid. Badang mengingatkan kita bahwa kekuatan sejati lahir dari keberpihakan kepada kebenaran dan rakyat.
Rafaela, dikenal sebagai malaikat pengasih dalam Mobile Legends, mencerminkan kelembutan yang penuh kekuatan. Ia hadir bukan untuk menyerang, melainkan menyembuhkan dan mendamaikan. Dalam karakter Rafaela, kita belajar tentang kekuatan kasih sayang, pengabdian, dan empati terhadap sesama. Ia menjadi gambaran dari sosok Fatimah az-Zahra r.a., putri Nabi Muhammad SAW yang dikenal karena kelembutan hatinya dan pengorbanannya demi keluarga serta umat. Dalam sejarah dunia, Rafaela juga serupa dengan Florence Nightingale, pelopor keperawatan modern, yang mengabdikan hidupnya untuk merawat korban perang. Karakter ini menegaskan bahwa cinta, dalam bentuk pelayanan dan pengorbanan, adalah kekuatan yang bisa menyembuhkan dunia yang terluka.
Harith, si petualang waktu, merepresentasikan semangat muda yang penuh rasa ingin tahu dan inovasi. Ia lincah, cerdas, dan tak berhenti mencari solusi melalui teknologi dan kecerdikan. Karakter ini membangkitkan semangat intelektual dan penemuan yang sangat penting di era sekarang. Ia dapat dibandingkan dengan tokoh besar Islam, Ibnu Sina, yang di usia muda telah menulis karya medis dan filsafat yang masih dikenang hingga kini. Harith juga mengingatkan kita pada figur masa kini seperti Elon Musk, yang meskipun kontroversial, tak henti mendorong batas-batas kemungkinan melalui inovasi teknologi. Harith adalah simbol dari generasi muda yang berani bermimpi dan berinovasi untuk mengubah masa depan.
Minsitthar adalah raja yang tidak hanya gagah secara fisik, tapi juga bijak dalam memimpin dan melindungi rakyatnya. Dalam dirinya, terpadu keberanian dan tanggung jawab, mencerminkan sosok pemimpin ideal yang tidak hanya memerintah, tapi melayani. Nilai-nilai ini sangat cocok dengan figur Ali bin Abi Thalib r.a., khalifah keempat dalam Islam yang dikenal karena kecerdasannya, keberanian di medan perang, dan keadilannya sebagai pemimpin. Minsitthar juga menyerupai Alexander the Great dalam aspek visi besar dan kepemimpinan karismatik yang menginspirasi banyak orang. Lewat karakternya, kita belajar bahwa pemimpin sejati bukan hanya mereka yang berkuasa, tapi mereka yang memperjuangkan kebaikan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Angela, sang boneka mekanik penuh cinta, mungkin terlihat rapuh, tapi sejatinya ia membawa pesan besar tentang pengabdian dan kasih yang tak bersyarat. Ia selalu hadir untuk menolong rekan satu tim, bahkan jika itu berarti mengorbankan dirinya. Karakter Angela mencerminkan nilai luhur dari pengorbanan untuk kebaikan bersama. Ia bisa dibandingkan dengan Zainab binti Ali, tokoh yang tabah menghadapi tragedi besar di Karbala dan tetap menyuarakan kebenaran dengan keberanian dan kelembutan. Angela juga merepresentasikan semangat Ibu Teresa, yang sepanjang hidupnya mendedikasikan diri untuk membantu mereka yang paling lemah. Angela adalah pengingat bahwa cinta sejati hadir melalui tindakan nyata, bukan kata-kata cinta yang memberi tanpa mengharap kembali.
Melalui kesepuluh karakter ini saja, kita bisa melihat bahwa Mobile Legends sejatinya menyimpan nilai-nilai yang mencerminkan kebajikan universal. Baik itu keberanian, ketekunan, kepemimpinan, kasih sayang, maupun spiritualitas semua itu adalah elemen penting dalam membentuk karakter manusia yang utuh. Ketika pemain mampu mengaitkan tindakan dalam game dengan nilai kehidupan nyata, maka proses bermain pun bisa menjadi pengalaman reflektif.
Menghubungkan karakter Mobile Legends dengan tokoh-tokoh sejarah Islam atau dunia bukan sekadar upaya membandingkan, melainkan menjembatani antara dunia digital anak muda dengan nilai-nilai luhur yang sudah ada sejak lama. Ini bisa menjadi strategi edukatif untuk memperkenalkan sejarah dan moral dengan cara yang lebih akrab dan menyenangkan bagi generasi masa kini. Karena pada hakikatnya, nilai-nilai luhur dapat hadir dalam medium apa pun, termasuk video game.
Game, jika dipandang secara bijak, bisa menjadi alat pembelajaran sosial dan moral. Mobile Legends, misalnya, dengan sistem kerja tim, komunikasi, dan karakteristik tiap hero, memberi pelajaran tentang kerjasama, peran, dan tanggung jawab. Ketika dipadukan dengan narasi tokoh-tokoh inspiratif, maka game ini tak lagi hanya menjadi hiburan, tapi juga sumber pengetahuan yang hidup dan relevan.
Akhirnya, kita perlu mengubah cara pandang terhadap dunia game, dari sekadar pelarian menjadi ruang belajar yang kreatif. Dengan pendekatan yang tepat, bahkan permainan seperti Mobile Legends bisa menjadi pintu masuk untuk mengenalkan anak muda pada nilai-nilai sejarah, moralitas, dan spiritualitas. Dunia digital bukan penghalang pendidikan ia bisa menjadi jembatan, jika kita tahu cara memanfaatkannya.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.