Ada saat di mana dunia terasa sunyi, meski riuh manusia memenuhi sekeliling. Suara tawa tak lagi menyentuh hati, langkah kaki terasa berat, dan jiwa seolah tertinggal di sudut sepi. Pada saat itulah, manusia diuji adakah ia akan tetap menggenggam cahaya atau melepaskannya perlahan dalam kelam?
Jangan tinggalkan Allah, meski seolah dunia menjauh darimu. Sebab tak ada yang setia dalam kesendirianmu selain Dia yang Maha Mengetahui segala rahasia batin. Manusia bisa beranjak, cinta bisa pudar, tetapi kasih Allah kekal dan tak berkesudahan.
Ketika air mata jatuh tanpa suara, dan tak seorang pun tahu betapa sesaknya dadamu, di situlah Allah hadir. Dia tak menunggu panggilanmu dengan suara lantang, cukup getaran hati yang rindu pun akan Dia dengar. Ia Maha Dekat, bahkan lebih dekat dari denyut nadi yang tak kau sadari.
Allah berfirman, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.” Maka sebaik-baiknya prasangka, tanamkanlah dalam hatimu bahwa Dia tak akan pernah mengecewakanmu. Saat kau datang pada-Nya dengan harap, tak akan pulang tanganmu hampa, tak akan jiwamu kembali tanpa penghiburan.
Ingatlah Allah dalam kesunyianmu, dalam lelah yang kau sembunyikan, dalam luka yang tak sempat kau ceritakan. Karena ketika kau mengingat-Nya dalam sunyi, Dia menyebut namamu dalam kemuliaan langit, di antara para malaikat yang tak pernah durhaka.
Jika kau menyebut nama-Nya dalam kumpulan yang mencintai kebaikan, maka Dia menyebut namamu dalam kumpulan yang lebih mulia. Betapa agungnya balasan dari Tuhan yang tak butuh apa-apa, namun tetap membalas setiap detik ingatanmu kepada-Nya dengan kasih yang melimpah.
Hati yang lelah pun butuh tempat untuk pulang. Jangan salahkan hatimu jika ia mulai retak—bukan karena lemah, tetapi karena terlalu lama menahan luka. Bawalah hatimu pulang, kembalikan ia kepada Allah. Di sana ada obat yang tak ditemukan dalam dunia, hanya dalam sujud yang diam-diam menangis.
Tak mengapa jika hidupmu tak sempurna. Tak mengapa jika impianmu belum sampai. Yang penting adalah bahwa kau tetap menggenggam-Nya, meski tanganmu gemetar. Kau tetap berjalan menuju-Nya, meski kakimu penuh luka. Sebab Allah tak menilai hasil, tetapi menatap perjuanganmu yang jujur.
Ketika malam begitu sunyi dan engkau merasa sendiri, bangkitlah walau hanya untuk berbisik lirih pada-Nya. Katakan bahwa engkau lelah, bahwa engkau rindu, bahwa engkau ingin dikuatkan. Dan lihatlah bagaimana Allah menjawab dengan ketenangan yang tak bisa dijelaskan, hanya bisa dirasakan oleh hati yang berserah.
Maka jangan pernah tinggalkan Allah. Sebab saat semua pergi, Dia tetap tinggal. Saat dunia membisu, Dia tetap mendengar. Saat semua menutup pintu, Dia masih membuka langit untuk doamu. Dalam cinta yang tak bertepi, Allah-lah rumah sejati bagi hati yang mencari.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.