One Piece memang penuh dengan nilai-nilai persahabatan, pengorbanan, dan kekuatan yang muncul dari solidaritas dan ini sangat relevan jika dibandingkan dengan semangat dakwah Rasulullah SAW yang juga ditopang kuat oleh para sahabatnya. Berikut adalah beberapa momen dan argumen yang bisa dikembangkan :
Luffy dan Sahabatnya: Kekuatan yang Lahir dari Kebersamaan
Luffy bukanlah simbol kekuatan semata karena kemampuan fisik atau Buah Iblis Gomu Gomu no Mi, tetapi karena ia dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang setia, yang menjadikan perjuangannya berarti. Dalam momen Enies Lobby, kita melihat bagaimana kru Topi Jerami menyatakan perang terhadap Pemerintah Dunia demi menyelamatkan Robin sebuah aksi yang melampaui keberanian fisik, menjadi manifestasi bahwa satu jiwa yang diyakini berharga layak diperjuangkan bersama. Demikian pula dalam Perang Marineford, Luffy tidak mungkin bertahan tanpa bantuan teman-teman baru dan lama seperti Ivankov, Jinbe, bahkan Buggy. Semua ini menggambarkan satu kebenaran: perjuangan besar bukan milik satu orang, melainkan hasil dari semangat kolektif. Seperti halnya dakwah Rasulullah ﷺ yang tidak tumbuh karena kekuatan individu semata, tetapi karena kehadiran sahabat-sahabat mulia seperti Abu Bakar, Umar, Ali, dan Utsman yang menopang dengan seluruh jiwa dan raga.
Argumen: Kekuatan sejati bukan hanya soal individu, tapi komunitas. Sama seperti dakwah Rasulullah yang menjadi kuat dan menyebar luas karena dukungan sahabat-sahabat setianya seperti Abu Bakar, Umar, Ali, dan Utsman.
Zoro: Loyalitas dan Pengorbanan
Dalam keheningan Thriller Bark, Zoro menerima rasa sakit Luffy tanpa sepengetahuan sang kapten. Tindakannya bukan sekadar bukti kekuatan fisik, melainkan bentuk cinta dan loyalitas yang dalam. Ini mengingatkan kita pada kisah para sahabat Rasul, seperti Ali yang rela menggantikan posisi tidur Nabi saat malam hijrah, atau Bilal yang bertahan dalam siksaan karena imannya. Loyalitas seperti ini bukan sekadar kesetiaan, tapi landasan perjuangan yang teguh ketulusan untuk menderita agar yang lain dapat terus melangkah.
Argumen:
Loyalitas yang tidak bersyarat menjadi pilar kekuatan dalam perjuangan. Sebagaimana sahabat Rasul tidak hanya mendukung secara lisan, tapi juga fisik dan emosional.
Nami: Kepercayaan yang Tumbuh dari Perlindungan
Nami, yang awalnya tak mempercayai siapa pun, perlahan membuka hatinya setelah Luffy menghancurkan Arlong Park demi membebaskannya. Momen ini menjadi titik balik: ketika perlindungan tulus menjadi jembatan menuju kepercayaan. Sama seperti dakwah Nabi yang tidak dimulai dengan retorika, tetapi dengan kasih, perlindungan, dan kepedulian. Melalui cinta, kepercayaan ditumbuhkan, dan dari sanalah
Argumen:
Dakwah yang efektif lahir dari cinta dan perlindungan. Seperti Rasulullah yang menunjukkan kasih kepada masyarakatnya sebelum menyeru mereka pada kebaikan.
Kesimpulan Argumen Umum:
One Piece, dalam kedalaman naratifnya, mencerminkan nilai-nilai universal yang juga tercermin dalam kisah dakwah Nabi ﷺ: bahwa perjuangan sejati membutuhkan komunitas yang solid, kepemimpinan yang lahir dari cinta dan pengorbanan, serta keberhasilan yang dibangun bukan oleh satu tokoh besar semata, melainkan oleh mereka yang setia berjalan bersamanya. Kisah ini, baik dalam fiksi maupun sejarah, menunjukkan bahwa kekuatan terbesar manusia adalah ketika ia tak berjalan sendiri.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.