Bahagia, bukanlah sesuatu yang datang dengan denting keberuntungan, Ia adalah anugerah yang tumbuh perlahan, seperti embun pagi yang menetesi hati. Dalam Islam, kebahagiaan bukanlah pelarian dari dunia, Melainkan kedamaian jiwa yang tenang dalam ridha-Nya. Ia bukan teriakan kemenangan di puncak dunia, Tetapi bisikan syukur dalam sujud yang sunyi. Wahai jiwa yang lelah mengejar bayang-bayang semu, Ketahuilah bahwa Tuhanmu tak menciptakanmu untuk kosong. Kebahagiaan itu bukan sekadar tertawa atau tertawa palsu, Namun ketenteraman yang menetap di relung hati yang sabar dan tawakal. Carilah Dia dalam langkahmu, niscaya damai akan merayap perlahan.
Manusia mencari cara, metode, dan formula untuk bahagia, Namun Al-Qur’an telah lebih dahulu menuntun: Alaa bidzikrillahi tathma’innul qulub. Betapa indahnya saat hati berdzikir, Seperti taman yang disirami hujan rahmat. Tak perlu jauh mencarinya, bahagia sejati bersemayam dalam dekatnya hubungan dengan Ilahi. Amalan kecil, jika dilakukan dengan hati yang ikhlas, Akan menggugurkan debu-debu gundah dalam dada. Tersenyumlah, karena senyummu pun adalah sedekah, Berbagi , karena memberi mengundang barakah. Dan bersyukurlah, sebab rasa cukup adalah kunci dari segala nikmat yang mendalam.
Ketika dunia menggoda dengan janji kosongnya, Ingatlah bahwa kebahagiaan bukanlah milik siapa yang memiliki paling banyak, Tapi bagi siapa yang hatinya paling ringan dari beban dunia. Rasulullah ﷺ hidup sederhana, namun hatinya penuh cahaya. Apakah kita tak ingin menapaki jejak mulia itu? Bahagia bukan berarti tidak menangis, Namun tahu kemana harus kembali saat air mata jatuh. Allah tidak menjanjikan hidup tanpa ujian, Namun menjanjikan pertolongan bagi yang bersabar. Di balik setiap luka, ada pelajaran. Di balik setiap duka, ada kasih-Nya yang tersembunyi.
Luangkan waktu untuk merenung, untuk bercakap dengan diri sendiri, Bukan dalam kesunyian yang kosong, tapi dalam khalwat bersama Rabb-mu. Tanyakan: adakah yang kau kejar selama ini benar-benar membawa bahagia? Atau hanya mengisi ruang hampa yang tak kunjung penuh? Kebahagiaan sejati ialah saat hati kembali pulang ke fitrah. Berbuat baiklah meski dunia tak melihat. Karena Allah Maha Melihat, dan setiap amal akan kembali padamu sebagai cahaya. Tebarkan salam, doakan yang tak mengenalmu, Lepaskan dendam, dan rawatlah hatimu seperti ladang yang harus dijaga suburnya. Kebahagiaanmu tumbuh dari apa yang kau beri, bukan dari apa yang kau genggam.
Berjalanlah dalam hidup ini dengan ringan, Jangan biarkan ambisi menjeratmu dalam gelisah yang tak berujung. Pasrahkan hasil, usahakan niat. Dalam setiap napas yang kau hembuskan, sematkanlah pengharapan hanya kepada Allah. Sungguh, siapa yang bersandar pada-Nya, takkan pernah benar-benar jatuh. Maka, bahagia adalah perjalanan menuju Tuhanmu, Langkah demi langkah yang diliputi syukur dan sabar. Ia bukan hasil, tapi proses yang penuh makna. Bersungguh-sungguhlah mencari Ridha-Nya, Dan kau akan temukan, kebahagiaan yang tak dapat digoyahkan oleh dunia.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.