Di tengah malam yang sunyi, ketika dunia seolah tertidur dalam pelukan waktu, ada bibir yang lirih bergerak. Tak ada yang tahu, tak ada yang mendengar.
Namun langit mencatat setiap bisikan yang keluar dari hati yang bersih, doa yang dipanjatkan bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk saudaranya. Doa itu tidak butuh panggung, tidak menuntut tepuk tangan. Ia cukup dibisikkan, dalam diam yang tulus.
Betapa indahnya cinta yang tak harus disaksikan mata. Ketika seorang muslim mendoakan kebaikan bagi saudaranya, tanpa sang saudara tahu, seketika langit bergemuruh lembut. Malaikat menjawab, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” Ada gema lembut di alam ghaib, membalas cinta yang tulus itu. Inilah rahasia langit yang tidak dimengerti oleh dunia yang sibuk mencari pujian.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ
"Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga kebaikan yang sama." (HR. Muslim No.491).
Dalam dunia yang sering bising oleh ambisi dan kepentingan diri, doa tanpa pamrih itu seperti embun di pagi hari dingin, lembut, tapi menyejukkan. Ia tidak memaksa hadir, tapi menyentuh hati yang peka. Ia datang dari hati yang telah selesai dengan dirinya sendiri, lalu tumbuh sayap untuk mencintai sesama dengan keheningan paling agung.
Pernahkah kita tahu, bahwa mungkin hidup kita terasa ringan karena ada yang diam-diam mendoakan? Mungkin kita selamat dari bahaya, berhasil dalam urusan, atau menemukan kedamaian, bukan semata karena usaha kita tapi karena ada satu jiwa, entah di mana, yang menyebut nama kita dalam doanya. Dan ia tak menunggu ucapan terima kasih. Ia hanya percaya, bahwa langit tidak pernah ingkar balas.
Doa tanpa sepengetahuan itu adalah bentuk cinta yang paling murni. Tidak dikotori pamrih, tidak berharap balasan dunia. Ia adalah hadiah tersembunyi yang dibungkus dengan keikhlasan. Laksana bunga liar yang tumbuh di tempat sepi, harum mewangi meski tak dilihat siapa pun.
Malaikat tidak pernah lalai dalam tugasnya. Setiap kali doa itu terucap, mereka menjawab dengan ketulusan surgawi: “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” Inilah hukum langit, siapa yang mendoakan kebaikan untuk saudaranya, dialah yang lebih dulu diguyur keberkahan. Sebab kebaikan yang dibagi, akan kembali, berlipat, dan tak pernah rugi.
Di dunia yang kadang keras, kita semua butuh uluran yang tidak selalu berupa tangan. Kadang, uluran itu hadir dalam bentuk doa yang dikirim dalam diam. Tak terlihat, tapi menggenggam jiwa. Tak terdengar, tapi menguatkan langkah. Tak diketahui, tapi menyelamatkan dari luka.
Maka, siapa pun yang membaca ini, semoga hatimu tergugah untuk mulai mendoakan. Sebut nama-nama dalam benakmu, keluarga, teman, bahkan mereka yang menjauh atau melukaimu. Doakan mereka tanpa perlu mereka tahu. Sebab sesungguhnya, dalam keheningan doa itu, langit sedang menenun balasan untukmu.
Dan kelak, di hari ketika segala amal diperlihatkan, bisa jadi yang paling bersinar bukan yang paling lantang, tapi yang paling tersembunyi. Bukan yang diumumkan, tapi yang diam-diam dibisikkan. Mungkin, doa yang tak pernah diketahui siapa pun itu adalah yang menyelamatkanmu dari keburukan yang tak terbayangkan. Maka teruslah mendoakan. Karena di balik setiap doa untuk saudaramu, ada malaikat yang sedang menjagamu.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.