Pernah gak kamu bayangin... Kalau Rasulullah ﷺ hidup di era smartphone, di tengah budaya selfie, filter, dan flexing, di zaman komen pedas, viral instan, dan konten receh, di saat banyak orang kehilangan arah walau punya segalanya?
Apa yang akan beliau lakukan?
Bagaimana beliau menyapa dunia digital ini? Kalau Rasulullah Ada di Era Kita… Beliau Mungkin Tidak Punya Jutaan Followers, Tapi kontennya akan mengubah hidup kita. Bukan karena viral, tapi karena nilai dan ketulusan. Kata-katanya tidak clickbait, tapi menyembuhkan. Beliau gak sibuk pamer, tapi hadir untuk merangkul.
Kontennya Mungkin Bukan yang Paling Trendy, Tapi Paling Bermakna. Saat semua sibuk ngejar views, beliau sibuk menyampaikan kebenaran, keadilan, dan kasih sayang. “Rasul gak akan nge-judge, tapi menuntun.” “Beliau gak akan cancel orang, tapi bantu mereka bangkit.”
Media Sosialnya = Wadah Kebaikan, Bukan Ajang Gimmick, Bayangin: Story-nya adalah pengingat jiwa. DM-nya membesarkan hati yang nyaris menyerah. Feed-nya penuh keteladanan, bukan pencitraan.
Beliau Mungkin Akan Mengajarkan: “Tenangkan hati sebelum mengejar validasi dari dunia.”, “Jangan cari ‘like’ dari manusia kalau Allah belum ridha.”, “Lebih baik jujur dan tidak viral, daripada palsu demi pengakuan.”
Dan Jika Beliau Melihat Anak Muda Hari Ini… Beliau tidak akan mencaci. Beliau tidak akan menghakimi. Beliau akan mendekat, memahami, lalu membimbing. Beliau akan jadi sahabat bagi yang sedang galau. Mentor bagi yang sedang mencari jati diri. Pelindung bagi yang sedang merasa hampa di tengah keramaian dunia digital.
Lalu Pertanyaannya: Kalau Rasulullah ﷺ hidup sekarang, akankah kamu follow beliau? Akankah kamu share pesannya? Atau justru scroll lewat begitu saja?
Rasul memang tidak hidup di era ini secara fisik, tapi sirah dan sunnah-nya tetap relevan dan hidup. Kita bisa hidup di zaman beliau, dengan nilai-nilai beliau, di tengah hiruk pikuk zaman ini.
Jadi, pertanyaannya bukan cuma: “Apa yang akan Rasulullah lakukan jika hidup di zaman ini?”. Tapi juga: “Apa yang akan kamu lakukan jika kamu hidup di zaman beliau?”
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.