Ingatlah baik-baik, kebahagiaan itu bukan sesuatu yang harus dicari jauh-jauh, apalagi digantungkan pada orang lain. Ia tumbuh dari dalam, dari cara kita memandang hidup, dan dari bagaimana kita menerima diri sendiri dengan penuh kasih. Dunia mungkin tak selalu ramah, dan orang-orang di sekitar kita mungkin tidak selalu memahami perasaan kita. Tapi itu bukan alasan untuk menyerahkan kunci kebahagiaan kita ke tangan mereka.
Sering kali, tanpa sadar, kita membiarkan ucapan atau penilaian orang lain meracuni pikiran kita. Satu komentar sinis bisa membuat hari kita kelabu, satu penolakan bisa meruntuhkan kepercayaan diri. Tapi jika setiap langkah kita ditentukan oleh pendapat orang lain, sampai kapan kita akan merasa bebas? Kita tidak bisa mengontrol apa yang orang lain katakan, tapi kita bisa mengontrol bagaimana kita meresponnya. Di situlah letak kekuatan kita.
Kita tidak bertanggung jawab atas ekspektasi orang lain, tetapi kita bertanggung jawab atas diri sendiri. Jangan menunggu seseorang datang untuk membuatmu merasa cukup, dihargai, atau disayangi. Karena saat kita bergantung pada orang lain untuk membahagiakan kita, kita sedang memberikan kuasa atas hati kita pada tangan yang bukan milik kita. Padahal, tak ada yang lebih tahu apa yang membuatmu tenang, selain dirimu sendiri.
Mulailah memberi ruang di hatimu untuk mencintai dirimu sendiri. Rawatlah luka-lukamu, maafkan kegagalanmu, dan syukuri pencapaianmu sekecil apa pun. Ketika kamu berdamai dengan dirimu, kamu tak akan mudah goyah oleh ombak luar. Kebahagiaan bukan tentang segalanya berjalan sempurna, tetapi tentang hati yang tetap mampu bersyukur, bahkan dalam keadaan yang tidak sempurna.
Kebahagiaan bukan hadiah dari luar, tapi anugerah yang kamu izinkan tumbuh dari dalam. Jadi genggamlah ia erat-erat. Jangan biarkan siapa pun mencurinya darimu. Kamu berhak bahagia, bukan karena orang lain membuatmu merasa demikian, tapi karena kamu memilih untuk menjadi bahagia. Dan itu adalah kekuatan yang tak bisa diambil oleh siapa pun.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.