Teruslah berbuat baik, sekecil apa pun itu. Jangan menunggu panggung megah untuk menebar kebaikan. Sebab kebaikan sejati tak butuh sorotan lampu atau pujian manusia. Ia hadir diam-diam, sering kali tersembunyi dalam senyuman tulus, dalam genggaman hangat, atau dalam diamnya doa di sudut malam yang sepi.
Teruslah berbuat baik, sekecil apa pun itu. Jangan menunggu panggung megah untuk menebar kebaikan. Sebab kebaikan sejati tak butuh sorotan lampu atau pujian manusia. Ia hadir diam-diam, sering kali tersembunyi dalam senyuman tulus, dalam genggaman hangat, atau dalam diamnya doa di sudut malam yang sepi.
Ada kebaikan yang tampak besar di mata dunia, namun di hadapan Tuhan ia tiada berarti. Ada pula kebaikan yang dianggap remeh, nyaris tak dilihat siapa pun, tapi menjadi cahaya paling terang yang menyinari perjalanan menuju surga. Maka jangan meremehkan satu pun kebaikan, meski hanya menyingkirkan duri dari jalan atau menahan amarah saat hati tersakiti.
Seringkali kita terjebak dalam ukuran manusia, angka, pangkat, dan pengakuan. Padahal, ukuran langit tak mengenal itu semua. Allah tak menilai besar atau kecilnya tindakan dari mata manusia, tetapi dari keikhlasan yang mengalir dari dalam hati yang tersembunyi. Di situlah letak kemuliaan, di balik hal-hal yang tampak sederhana.
Kebaikan kecil adalah bisikan lembut jiwa yang masih hidup. Ia adalah tanda bahwa nurani belum mati, bahwa hati masih mampu merasakan luka orang lain. Satu langkah menuju kebaikan, walau tertatih, lebih berharga daripada seribu langkah dalam keangkuhan. Tak perlu menunggu sempurna untuk menjadi bermanfaat.
Mungkin engkau pernah memberi segelas air kepada seseorang yang kehausan, tanpa mengharap balas. Dan engkau lupa. Tapi langit tak pernah lupa. Bisa jadi itu yang akan menyelamatkanmu ketika tak ada lagi yang bisa kau andalkan. Saat amalmu sedikit, doa tak terucap, dan air matamu tak lagi turun, satu kebaikan itulah yang berdiri membelamu.
Berbuat baiklah bukan karena mereka pantas menerimanya, tapi karena hatimu pantas untuk tidak dinodai kebencian. Kebaikan bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang menjaga. Menjaga hati agar tak membalas dengan buruk, menjaga lisan agar tak melukai, dan menjaga pikiran agar tak menilai tanpa mengerti.
Tak semua kebaikan harus dilihat. Bahkan, kebaikan yang paling suci justru lahir saat tak ada mata yang memandang, saat hanya kau dan Tuhan yang tahu. Itulah kebaikan yang paling jujur, yang tak butuh panggung, tak butuh balasan. Hanya butuh hati yang tulus dan keyakinan bahwa setiap kebaikan pasti berbuah, entah di dunia atau di keabadian.
Jika dunia terasa sempit, jika hidup terasa melelahkan, teruslah berbuat baik. Kebaikan adalah napas jiwa yang menyejukkan. Ia membuatmu tetap waras di tengah luka, membuatmu tetap teduh di tengah panasnya kehidupan. Dan seringkali, dengan berbuat baik pada orang lain, kita sebenarnya sedang menyembuhkan diri kita sendiri.
Jangan menunggu orang lain berubah untuk memulai. Jadilah cahaya, meski kecil, dalam kegelapan. Karena satu cahaya mampu menuntun puluhan langkah, satu kebaikan bisa memulai gelombang kebaikan lain. Seperti lilin yang membakar dirinya untuk menerangi, kebaikan akan selalu kembali, bahkan ketika kita sudah tak mampu lagi melangkah.
Maka teruslah berbuat baik. Meski tak dilihat, meski tak dihargai, meski hanya kau dan Tuhan yang tahu. Karena boleh jadi, dari seluruh perjalanan hidup yang panjang, hanya satu kebaikan kecil itulah yang membuka pintu surga untukmu. Dan ketika saat itu tiba, engkau akan tersenyum, karena tahu bahwa semua tak pernah sia-sia.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.