Di tengah derasnya notifikasi dan endless scrolling di feed Instagram, kadang kita berhenti sejenak dan bertanya: "Kenapa aku merasa kosong, padahal semua terlihat sibuk dan bahagia?" Kita hidup di zaman ketika makna hidup seolah bisa ditemukan dalam bentuk estetik, quotes singkat, atau video berdurasi 30 detik. Tapi di balik semua itu, banyak dari kita yang merasa hilang arah, seperti kehilangan koneksi dengan sesuatu yang lebih dalam. Anehnya, jawaban atas krisis ini bukan sesuatu yang baru justru bisa ditemukan dalam kisah yang dimulai di tempat sunyi bernama Gua Hira.
Empat belas abad yang lalu, Rasulullah ﷺ naik ke Gua Hira bukan untuk menjadi terkenal atau lari dari dunia, tapi untuk merenung. Di sana, beliau duduk dalam keheningan, bertanya tentang hidup, tentang manusia, tentang makna. Beliau mencari , bukan popularitas, tapi kebenaran. Dan di saat hati beliau benar-benar siap, datanglah wahyu pertama: "Iqra’, Bacalah." Sebuah pesan yang membuka era perubahan, bukan lewat trending topic, tapi lewat keheningan dan kedalaman jiwa.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.