Pernahkah kau menatap waktu satu menit saja? Bukan lewat kalender, bukan lewat jam dinding,tapi detik demi detik, seolah kau mendengar nafasnya, Satu… dua… tiga... Tiba-tiba waktu terasa seperti beban, menit jadi raksasa lamban yang enggan beranjak.
Namun, cobalah lihat bukan dari detik, masuklah lebih dalam, ke dalam milidetik. Ke tempat di mana waktu berdetak tanpa terdengar, Di mana perubahan begitu cepat, hingga tak sempat disadari oleh mata manusia, namun ia tetap ada, tetap bekerja.
Begitulah kita dalam berproses. Sering merasa lamban, tertinggal seperti tak ada yang tumbuh dalam diri, padahal di kedalaman jiwa, ada perubahan kecil yang terus mengalir. Tak terlihat, tapi nyata.
Kita hanya terlalu terpaku pada ukuran besar, lupa bahwa langkah kecil pun bernilai. Menuntut lompatan, padahal gemetar pun adalah gerakan. Meremehkan hari ini karena tak sehebat kemarin, padahal hari ini menanam, agar esok punya yang dipanen.
Tak ada pohon yang tumbuh dengan suara, tak ada embun yang jatuh dengan teriakan. Pertumbuhan sejati itu senyap, ia bekerja dalam diam, dalam rahasia, dalam waktu-waktu yang kita anggap sepi dan hampa.
Maka jangan katakan kau tak berkembang, hanya karena tak ada yang memuji. Jangan bilang kau diam, hanya karena dunia tak melihat. Mungkin kau sedang bertumbuh di tempat yang tak diketahui siapa-siapa, Kecuali oleh Allah.
Hidup bukan perlombaan menonjol, tapi perjalanan pulang dengan pelan. Bukan tentang siapa yang sampai duluan, tapi tentang siapa yang pulang dengan utuh, dengan bekal sabar dan hati yang terawat.
Lihatlah dirimu dari mata yang lebih lembut. Dari mata yang tahu bahwa luka bukan kegagalan, bahwa tangis bukan kelemahan, bahwa lambat bukan berarti tidak bergerak, bahwa diam bukan berarti menyerah.
Karena setiap hari, meski tak terasa, ada jiwa yang kau kuatkan, ada akal yang bertambah dewasa, ada iman yang terus diperjuangkan. Semua itu tak ditulis di papan skor dunia, Tapi tercatat rapi di catatan langit.
Jadi jika kau merasa kecil hari ini, ingatlah bahwa kau sedang bergerak dalam nanodetik kehidupan. Dan Allah sedang menyusun makna dari serpihan proses itu, untuk sebuah cerita indah yang kelak akan kau pahami. Bukan sekarang, tapi nanti, saat semua sudah lengkap.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd