Terkadang, dalam malam-malam panjang yang penuh harap dan linangan air mata, kita merasa seakan-akan doa-doa kita tak pernah sampai ke langit. Kita ulang dan ulang lagi permintaan yang sama, dengan hati yang remuk namun penuh harapan. Tapi ketika jawaban tak kunjung tiba, hati mulai lelah, dan benih keputusasaan pun perlahan tumbuh. Di sinilah kata-kata Ibnu Atha’illah menampar lembut jiwa kita yang letih: jangan biarkan tertundanya pemberian Tuhan membuatmu berpaling dari harapan.
"Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan pilihan mu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kamu inginkan." Ibnu Atha'illah (Al-Hikam, hal.11)
Manusia seringkali mengira bahwa doa adalah tombol ajaib yang bila ditekan berkali-kali, akan segera mengeluarkan keajaiban. Tapi sesungguhnya, doa bukan tentang mengubah kehendak Tuhan agar mengikuti keinginan kita, melainkan mengubah hati kita agar selaras dengan kebijaksanaan-Nya. Bukankah kita sering tidak tahu mana yang benar-benar baik untuk kita? Lalu, mengapa tidak menyerahkan pilihan itu kepada Sang Maha Tahu?
Kata Ibnu Atha'illah, Allah menjamin pengabulan doa, tapi bukan berdasarkan apa yang kita inginkan, melainkan apa yang Dia pilihkan—dan itu adalah pilihan terbaik. Dia Maha Penyayang, maka mustahil Dia menunda tanpa maksud kasih sayang. Mungkin, justru dalam penundaan itu, Tuhan sedang menyelamatkan kita dari sesuatu yang tak kita sangka buruknya. Atau, mungkin Dia sedang menyiapkan hadiah yang lebih indah dari apa yang bisa kita bayangkan.
Saat kita merasa tertolak, sebenarnya kita sedang diuji: sejauh mana keyakinan kita kepada-Nya lebih besar dari kebutuhan kita terhadap apa yang kita minta. Kadang, jawaban doa bukan berbentuk apa yang kita minta, tapi berupa ketenangan dalam menerimanya, kekuatan dalam menantinya, atau kedewasaan dalam melepaskannya.
Jadi, jika saat ini doamu belum juga dikabulkan, jangan merasa ditinggalkan. Bisa jadi, engkau sedang digenggam lebih erat oleh Tuhan—didekatkan kepada-Nya melalui sabar, dan dimuliakan melalui harap yang tak padam. Karena seringkali, di balik doa yang belum terjawab, tersembunyi cinta Tuhan yang paling dalam.
Author : Marta Jaya,S.Pd.,M.Pd.